Standar Penulisan

Judul

Judul yang benar, selain lebih menarik, juga membantu calon pembaca menemukan berita tersebut ketika mencari informasi di Google. Dalam penulisan judul, perhatikan peraturan-peraturan berikut:

  1. Jangan menggunakan huruf kapital (huruf besar) semua, tapi gunakan kapital sesuai penggunaan dalam judul, seperti contoh ini:

SALAH: KOTA YOGYAKARTA RAYAKAN HARI ULANG TAHUN KE-258

BENAR: Kota Yogyakarta Rayakan Hari Ulang Tahun ke-258

Catatan: Perhatikan bahwa huruf depan setiap kata dalam judul menggunakan kapital, kecuali kata-kata sambung seperti: di, ke, dengan, dan

  1. Berikan judul yang lebih merinci tentang peristiwa dan tempat kejadian, seperti contoh:

SALAH: Balita Jatuh ke Danau

BENAR: Orangtua Lengah, Balita 2 Tahun Jatuh ke Danau

SALAH: Sebuah Truk Terguling

BENAR: Rem Blong, Truk Jasa Kirim  Terguling di Cinomati

  1. Kalau menyampaikan opini narasumber, cantumkan narasumber dalam judul, seperti contoh:

SALAH: Gubernur Lampung Sesat Konstitusi

BENAR: Aktivis Mahasiswa: “Gubernur Lampung Sesat Konstitusi”

SALAH: Kinerja Pembkab Bandung Jauh di Bawah Harapan

BENAR: Anggap Infrastruktur Masih Berantakan, FMBB Beri Rapor Merah Kinerja Pemkab Bandung

Struktur Artikel

Setiap media online atau cetak memiliki ciri khas sendiri dalam membuka setiap artikel berita. Di gradasigo, standar untuk pembuka artikel berita adalah nama kota penulisa dan nama media (tebal) dan setrip kemudian baru awal kalimat berita.

Contohnya: Jakarta, gradasigo —

Kalimat Pembuka

Kalimat pembuka untuk setiap artikel merupakan rangkuman secara keseluruhan tentang rincian peristiwa yang diberitakan. Format penulisan mirip seperti kalimat pembuka yang dibacakan oleh pewarta berita di televisi. Kalimat pembuka menambahkan sedikit rincian lebih terhadap judul.

Contoh judul: Rahmat Wijaya Menjadi Walikota Muslim Pertama Kota Jakarta, Indonesia

Jakarta, gradasigo — Politisi Partai Padi, Rahmat Wijaya telah memenangi pemilihan walikota di ibukota Jakarta Indonesia, dan dilantik menjadi walikota pada Sabtu (7/5/2020). Anak dari seorang sopir truk, Rahmat Wijaya menjadi walikota pertama bagi kota besar di dunia Barat yang beragama Islam, dan berhasil mengatasi berbagai kontroversi yang dihembuskan tentang umat Islam di dunia Barat masa kini.

Foto Berita

Setiap berita gradasigo harus disertai foto. Apabila tidak ada foto, maka boleh menggunakan ilustrasi, dengan mencantumkan nama sumber foto tersebut.

Foto juga harus disertai dengan keterangan mengenai apa dan siapa yang terlihat di foto itu, serta tanggal pengambilan foto.

Kaidah Pengetikan

Penggunaan Huruf Kapital

Huruf kapital, atau huruf besar, hanya digunakan untuk huruf pertama kalimat, nama orang, nama tempat atau institusi, judul atau tema dari sebuah acara dan singkatan (seperti RT, RW, SMK, SMA dan sebagainya).

Huruf kapital tidak digunakan untuk mengawali angka-angka.

Dalam kata-kata akronim (seperti Polsek, Polda, Kapolsek, Kepsek, Kadiv humas dan sebagainya), cukup huruf pertama dijadikan kapital.

Penggunaan Spasi

Dalam mengetik berita, perhatikan standar dalam penggunaan spasi.

Gunakan spasi setelah tanda baca, seperti koma, titik, tanda kurung, tanda kutip (kecuali tanda kutip pembuka) dan titik dua.

Penggunaan Tanda Kutip

Tanda kutip harus selalu digunakan apabila mengutip pembicaraan atau Press Release. Gunakan tanda kutip pembuka dan penutup, dan tanda koma atau titik harus selalu berada sebelum tanda kutip penutup, seperti ini:

“Kami akan mengembangkan sistem guna kebaikan bersama,” ujarnya.

Kapolsek juga mengatakan bahwa pihaknya akan “terus mengupayakan layanan terbaik.”

Penggunaan Titik dan Koma

Salah penggunaan titik dan koma bisa berakibat fatal ketika apa yang difahami oleh pembaca berbeda dengan apa yang dimaksud oleh wartawan. Maka gunakan titik dan koma sesuai penggunaan benarnya.

Perhatikan penggunaan titik di akhir kalimat, dan kalimat jangan terlalu panjang (lebih dari 3 baris).

Kaidah Bahasa Indonesia dalam Artikel Pemberitaan

Penggunaan kata “di”

Kata “di” masih seringkali salah penggunaannya. Harus diingat bahwa “di” dan kata benda atau tempat selalu dipisah, dan “di” dengan kata kerja selalu disambung, contohnya:

Kata benda/tempat: di Bogor, di tempat, di rumahnya, di atas, di depan, di dalam.

Kata kerja: diingat, dijatuhkan, dibuka, ditutup, dirinci, dilantik.

Pencantuman Gelar dan Pangkat

Dalam pemberitaan standar, biasanya gelar pendidikan tidak dicantumkan, sedangkan pangkat polisi atau militer dicantumkan. Baik dicantumkan atau tidak, gelar atau pangkat tersebut hanya perlu dicantumkan pada penulisan pertama saja, dan tidak diulang lagi, contohnya:

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menaikkan pangkat 20 perwira tinggi kepolisian di Mabes Polri, Selasa (12/4/2020). Pada acara pelantikan tersebut, Kapolri menegaskan…

Kepala BNPT Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan pihaknya masih mengupayakan penangkapan gembong teroris Santoso. Tito juga menjelaskan bahwa saat ini kelompok Santoso sudah terisolasi.

Contoh lainnya: Presiden Joko Widodo (tidak perlu mencantumkan Ir. H. Joko Widodo), anggota DPR Ruhut Sitompul (tidak perlu mencantumkan gelar SH) dan sebagainya.

Ada kalanya gelar pendidikan dicantum, seperti dalam profil atau periklanan, untuk mengangkat nama seorang figur.

Penulisan angka

Tidak seperti dalam dokumen legal, penulisan angka cukup dengan karakter angkanya saja, jangan ditulis dalam huruf latin. Contohnya:

SALAH: Polisi mengamankan 5 (lima) tersangka penyalahguna narkoba.

BENAR: Polisi mengamankan 5 tersangka penyalahguna narkoba.

Dalam media online, penulisan angka dengan karakter angkanya dan bukan dengan huruf latin dianjurkan juga karena dianggap lebih efektif untuk meningkatkan popularitas sebuah artikel.

Penulisan waktu dan tanggal peristiwa

Dalam melaporkan peristiwa, biasanya cukup mencantumkan hari dan tanggalnya saja, tidak perlu mencantumkan waktu. Kecuali apabila pencantuman waktu itu penting sebagai detail peristiwa. Untuk penulisan tanggal, cukup mencantumkan tanggal dan bulannya, tanpa mencantumkan tahunnya.

Misalnya, kejadian kecelakaan atau perampokan perlu dicantumkan waktu kejadiannya. Sedangkan liputan sebuah acara tidak perlu mencantumkan waktunya. Bila dirasa perlu, cukup mencantumkan pagi/siang/malam, misalnya: Rabu pagi (10/9/2024)

Mengutip Perkataan Narasumber

Dalam menyampaikan kutipan perkataan narasumber, anda dapat menggunakan kata-kata berikut ini untuk mengakhiri kutipan: terangnya, pungkasnya, tutupnya, tegasnya, bebernya, jelasnya, lanjutnya, tambahnya, paparnya, katanya, ujarnya, tuturnya, ucapnya.

Perkataan narasumber, selain dari ungkapan lisan, bisa juga dari status sosial media seperti Facebook dan Twitter. Khusus Twitter, akhiri kutipan dengan cuitnya. Sertakan pula status sosmed tersebut dalam berita menggunakan fitur “embed” atau “sematkan” di Twitter dan Facebook.

Mengutip Press Release

Seringkali kita menerima rilis pers atau “press release” yang bisa dikutip untuk pemberitaan. Press release tidak boleh dimuat secara mentah. Tujuan dari press release adalah untuk mengutip pernyataan sikap dari individu, institusi atau organisasi tertentu.

Dalam mengutip press release, gunakan teknik yang sama seperti mengutip pembicaraan narasumber. Namun jangan gunakan kata-kata “ujarnya” dan “ucapnya”, karena kata tersebut hanya digunakan untuk ungkapan secara lisan.

Mengutip Media Lain

Di gradasigo, ada kalanya kita mendapatkan bahan berita yang mengutip media lain untuk mendapatkan detail tambahan atau kutipan.

Gunakan kata-kata “Seperti yang dilansir oleh kumparan.com…”, atau “Dilaporkan oleh JawaPos.com…”, atau “Menurut pemberitaan media Reuters…” di awal atau di akhir informasi tersebut.