Kuliner

Berkah Lebaran di Kampung Pempek Tanggo Rajo Cindo, Omzet Pengusaha Meroket, Penjualan Tembus 30 Ribu Biji Sehari!

Berkah Lebaran di Kampung Pempek Tanggo Rajo Cindo, Omzet Pengusaha Meroket, Penjualan Tembus 30 Ribu Biji Sehari!. Foto: dok. detikcom

Berkah Lebaran di Kampung Pempek Tanggo Rajo Cindo, Omzet Pengusaha Meroket, Penjualan Tembus 30 Ribu Biji Sehari!. Foto: dok. detikcom

Palembang, gradasigo – Aroma gurih ikan dan sagu yang khas menyeruak di udara Kampung Pempek Tanggo Rajo Cindo, yang terletak di seberang Ulu, Palembang. Suasana di kawasan ini tampak lebih ramai dari biasanya. Para pengusaha pempek terlihat sibuk melayani antrean pembeli yang mengular, datang silih berganti untuk memburu kuliner kebanggaan Sumatera Selatan ini.

Momen libur Lebaran tahun 2025 ini benar-benar menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha pempek di kampung yang terkenal dengan harga pempeknya yang ramah di kantong.

Salah satu daya tarik utama Kampung Pempek Tanggo Rajo Cindo adalah harga pempek yang sangat terjangkau, yakni hanya Rp 1.000 per biji. Meskipun harganya murah, kualitas rasa pempek di lokasi ini tidak perlu diragukan lagi.

Banyak pelanggan yang mengaku ketagihan dengan cita rasa otentik pempek Tanggo Rajo Cindo yang tidak kalah dengan pempek-pempek yang dijual di toko-toko besar dengan harga yang jauh lebih mahal.

Salah seorang pengusaha pempek yang merasakan langsung berkah libur Lebaran ini adalah Cek Mina. Wanita paruh baya yang sudah berjualan pempek sejak tahun 2003 ini mengaku mengalami lonjakan pesanan yang sangat signifikan selama masa libur Idul Fitri 1446 H. Ia mengungkapkan bahwa dalam sehari, produksi pempek di tempat usahanya bisa mencapai angka fantastis, yakni 30 ribu biji.

“Alhamdulillah, tahun ini permintaan meningkat drastis. Setelah Lebaran, hampir setiap hari kami memproduksi hingga 30 ribu pempek. Itu dua kali lipat dari hari biasa,” kata Cek Mina dengan wajah sumringah saat ditemui di sela-sela kesibukannya melayani pembeli pada Sabtu, 5 April 2025.

Cek Mina menuturkan bahwa mayoritas pembeli yang datang ke lapaknya selama libur Lebaran ini bukan hanya berasal dari warga lokal Palembang. Justru, ia melihat adanya dominasi wisatawan yang datang dari berbagai kota di luar Palembang untuk menikmati suasana libur Lebaran bersama keluarga.

Para wisatawan ini sengaja menyempatkan diri untuk datang ke Kampung Tanggo Rajo Cindo dan memborong pempek sebagai oleh-oleh untuk dibawa kembali ke kota asal mereka, atau untuk langsung dinikmati di tempat bersama keluarga.

“Banyak yang dari Jakarta, Bandung, Lampung, dan kota-kota lain. Mereka cari pempek murah tapi enak. Kebetulan kami jual dengan harga Rp 1.000 per biji, jadi cocok untuk dijadikan oleh-oleh,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa para wisatawan ini biasanya membeli dalam jumlah besar, mulai dari puluhan hingga ratusan biji pempek untuk dibawa pulang.

Kisah sukses Cek Mina dalam berjualan pempek patut diacungi jempol. Ia memulai usahanya sejak tahun 2003 dengan menjajakan pempek di berbagai pasar tradisional di Palembang.

Berkat ketekunan, kerja keras, dan keuletannya dalam menjaga kualitas rasa, kini ia telah memiliki beberapa karyawan yang membantunya dalam proses produksi. Dapur produksi miliknya pun kini mampu menyuplai ribuan pempek setiap harinya untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat.

Produk andalan di tempat usaha Cek Mina adalah pempek berukuran kecil jenis lenjer dan adaan, serta pempek tahu. Ketiga jenis pempek ini selalu menjadi favorit para pelanggan karena harganya yang sangat terjangkau namun tetap mempertahankan cita rasa khas pempek Palembang yang lezat.

Cek Mina membagikan rahasia di balik kualitas rasa pempeknya yang tetap terjaga meskipun dijual dengan harga yang sangat murah.

“Walaupun harga kita murah, namun rasa kualitas kita tidak murahan. Kami selalu mempertahankan kualitas rasa dengan menggunakan ikan segar dan sagu berkualitas. Saya percaya bahwa kunci keberhasilan usaha saya adalah konsisten dalam rasa dan harga yang terjangkau untuk semua kalangan,” jelasnya dengan penuh semangat.

Ia meyakini bahwa dengan menjaga kualitas bahan baku dan rasa, serta menawarkan harga yang bersahabat, usahanya akan terus berkembang dan dicintai oleh pelanggan.

Melihat tren positif peningkatan penjualan pempek selama libur Lebaran ini, Cek Mina berharap agar tren ini dapat terus berlanjut hingga masa liburan sekolah mendatang.

Ia menyadari bahwa Palembang merupakan salah satu destinasi kuliner favorit di Sumatera Selatan, dan semakin banyak wisatawan yang datang, maka semakin besar pula peluang bagi usaha kecil seperti miliknya untuk terus hidup dan berkembang.

“Semoga Palembang makin ramai wisatawannya, jadi usaha kecil seperti kami bisa terus hidup dan berkembang,” ujarnya dengan nada penuh harap.

Rina Amelia, seorang wisatawan asal Bandung, mengaku sengaja datang ke Kampung Pempek Tanggo Rajo Cindo untuk membeli pempek karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang lezat.

“Kami sudah langganan sejak dulu membeli pempek di sini. Sampai sekarang rasanya tetap enak, harganya murah dan terjangkau,” katanya dengan antusias.

Hal senada juga disampaikan oleh Rani, seorang warga Bangka yang mengaku selalu membeli oleh-oleh pempek khas Palembang di kawasan Tanggo Rajo Cindo, Seberang Ulu I, karena harga yang terjangkau dan kualitas pempek yang selalu segar.

“Harga terjangkau dan pempeknya enak, kita sudah langganan beli di sini,” ungkapnya.

Kisah sukses Cek Mina dan para pengusaha pempek lainnya di Kampung Tanggo Rajo Cindo ini menjadi bukti bahwa kuliner khas daerah memiliki daya tarik yang sangat kuat, terutama saat momen-momen liburan seperti Lebaran.

Harga yang terjangkau dan rasa yang otentik menjadi kunci utama keberhasilan mereka dalam menarik minat pembeli dari berbagai kalangan. Semoga keberkahan ini terus berlanjut dan semakin memajukan perekonomian masyarakat Palembang.

Related Post