Baturaja, gradasigo – Di tengah dinamisnya perkembangan sektor ekonomi kreatif, LKP Pinandita Star College Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), secara resmi meluncurkan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tahun 2025 untuk bidang keterampilan Jasa Usaha Makanan (Jasa Boga).
Langkah ini menandai komitmen besar lembaga dalam mencetak generasi wirausaha kuliner yang tangguh, inovatif, dan siap bersaing di era digital.
Program yang berlangsung di bawah naungan Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ini, secara resmi dibuka pada Sabtu (01/11/2025).
Pelatihan intensif dijadwalkan akan berlangsung selama 250 Jam Pelajaran (JPL) dan berakhir pada pengujung Desember 2025.
Sinergi Lintas Sektor untuk Pendidikan Vokasi
Keberhasilan peluncuran program PKW ini tidak lepas dari kolaborasi strategis antara LKP Pinandita Star College dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders). Acara pembukaan ini dihadiri oleh jajaran pejabat daerah, pimpinan lembaga mitra, hingga tokoh pendidikan vokasi.
Tampak hadir mewakili pemerintah daerah, Ibu Sri Hartati, S.Pd., M.M. dari Dinas Pendidikan OKU, Bapak Farizal Candra, S.P., M.M. selaku Ketua UPTD BLK OKU, serta perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) OKU. Kehadiran para pimpinan dinas ini menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap program pemberdayaan masyarakat berbasis keterampilan.
"Tujuan utama dari setiap pelatihan, baik yang bersumber dari dana APBD maupun kementerian, adalah satu: mencetak sumber daya manusia yang siap pakai dan mandiri secara ekonomi," ujar Farizal Candra dalam sambutannya.
Lebih dari Sekadar Memasak
Ketua Yayasan Satria Pinandita, Heri Safrizal, SKM, C.PS., C.VCIES., C.St.P, membuka acara dengan penuh semangat melalui untaian pantun yang memotivasi.
Dalam pidato utamanya, ia menekankan bahwa pemilihan fokus pada bidang Tata Boga bukan tanpa alasan. Sektor kuliner dinilai sebagai pilar ekonomi yang paling tahan banting (resilient) terhadap gejolak zaman.
"Dunia kuliner bukan sekadar urusan dapur atau memasak. Ini adalah seni menciptakan nilai tambah melalui cita rasa, estetika kemasan, jaminan kualitas, dan pengalaman pelanggan," tegas Heri di hadapan 30 peserta didik terpilih.
Heri menambahkan bahwa wirausaha bukan sekadar profesi, melainkan sebuah mentalitas. Di era digital saat ini, setiap resep tradisional memiliki peluang untuk menjadi komoditas global jika dikelola dengan strategi pemasaran yang tepat dan teknologi digital.
Struktur Kurikulum dan Pendekatan Pelatihan
Program PKW Jasa Boga tahun 2025 ini dirancang untuk memberikan paket lengkap bagi para peserta. Tidak hanya diajarkan teknik memasak (teknis), para peserta juga akan dibekali dengan kemampuan manajerial, literasi keuangan melalui perbankan dan koperasi, serta pemahaman legalitas usaha melalui Dinas Perizinan.
Pelatihan selama 250 JPL ini melibatkan instruktur berpengalaman seperti Ibu Trisna Meilia dari BLK OKU, serta tim tenaga pendidik profesional dari LKP Pinandita Star College. Materi yang diberikan mencakup:
- Higiene dan Sanitasi Makanan: Standar kesehatan dalam produksi pangan.
- Teknik Produksi Jasa Boga: Pengembangan menu kreatif berbasis potensi lokal.
- Manajemen Usaha Kecil: Penghitungan HPP, pengelolaan stok, dan administrasi keuangan.
- Pemasaran Digital: Pemanfaatan platform digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
- Legalitas Usaha: Prosedur mendapatkan izin usaha dan sertifikasi halal.
- Mengatasi Pengangguran melalui Inovasi Lokal
Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten OKU, memiliki potensi besar dalam pengembangan industri kreatif. Melalui Program PKW ini, LKP Pinandita Star College berperan aktif dalam mengurangi angka pengangguran terbuka dengan cara menciptakan "lapangan kerja baru" alih-alih sekadar mencari kerja.
Kepala Dinas Pendidikan OKU yang diwakili oleh Sri Hartati menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada LKP Pinandita Star College.
"Kami sangat berterima kasih atas inisiatif LKP Pinandita yang telah bersedia menjadi garda terdepan dalam menyelenggarakan PKW. Ini adalah solusi konkret bagi angkatan kerja produktif kita," ungkapnya.
Sinergi dengan Iduka (Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja) seperti Catering Tina (SPPG Baturaja Lama) dan SPPG Air Paoh menjadi jaminan bahwa kurikulum yang diterapkan telah sesuai dengan standar industri saat ini.
Harapan Baru dari Meja Dapur
Di antara 30 wajah penuh semangat yang hadir, terdapat Ranti (22), seorang lulusan SMA yang sudah setahun mencari pekerjaan namun belum membuahkan hasil. Baginya, program PKW di LKP Pinandita Star College ini adalah jawaban atas ketidakpastian yang ia hadapi.
"Jujur, awalnya saya sempat minder karena merasa tidak punya keahlian khusus. Tapi setelah mendengar pemaparan tadi, saya sadar bahwa hobi memasak saya di rumah bisa jadi modal usaha yang serius," ujar Ranti dengan mata berbinar.
Saat ditanya mengenai tantangan terbesar dalam memulai usaha, Ranti mengaku selama ini ia buta akan manajemen keuangan.
"Selama ini saya pikir jualan itu asal laku saja. Ternyata di sini kita diajarkan menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) sampai cara promosi di media sosial. Saya ingin sekali punya usaha katering kecil-kecilan di lingkungan rumah saya nanti," tambahnya.
Ranti adalah representasi dari generasi muda Baturaja yang kini tidak lagi sekadar menunggu lowongan kerja, melainkan bertekad menciptakan peluangnya sendiri melalui keterampilan tangan dan kemandirian ekonomi.
Menuju Ekosistem Wirausaha yang Berkelanjutan
Harapan besar disematkan pada 30 peserta yang mengikuti program ini. Mereka diharapkan tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memiliki karakter "Wirausaha Pinandita": pantang menyerah, inovatif, dan berintegritas.
"Kami ingin melahirkan wirausaha kuliner yang cerdas mengelola usaha dan terampil memanfaatkan teknologi untuk pemasaran," tutup Heri Safrizal dalam pidato penutupnya yang kembali diiringi pantun penuh makna.
Dengan dimulainya pelatihan ini pada 1 November 2025, Baturaja menatap masa depan di mana para pemuda-pemudinya tidak lagi bergantung pada ketersediaan lowongan kerja PNS atau karyawan swasta, melainkan menjadi bos bagi usaha mereka sendiri, menggerakkan roda ekonomi daerah dari dapur-dapur kreatif yang mandiri. (*)

Muhammad Sidik Kaimuddin Tomsio