Budaya

Mengungkap Kesenian Reyog Ponorogo: Dari Sejarah Epik hingga Pengakuan Dunia

Reyog Ponorogo dengan karakter topeng berukuran Super. Foto : goodshot.id

Reyog Ponorogo dengan karakter topeng berukuran Super. Foto : goodshot.id

Ponorogo, gradasigo - Kesenian Reyog Ponorogo adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah mengharumkan nama Nusantara di kancah internasional. Dengan tarian yang memukau, peralatan khas, serta kisah sejarah di baliknya, Reyog menjadi simbol kebanggaan masyarakat Ponorogo dan ikon budaya Jawa Timur. Apa yang membuat Reyog Ponorogo begitu istimewa? Mari kita telusuri sejarah, tokoh-tokoh, serta perkembangan seni tradisional yang kini diakui dunia ini.

Foto : harian.disway.id

Sejarah Kesenian Reyog Ponorogo

Reyog Ponorogo diyakini berasal dari era Kerajaan Kediri pada abad ke-13. Menurut legenda, kesenian ini diciptakan oleh seorang tokoh bernama Ki Ageng Kutu, sebagai bentuk kritik terhadap Raja Brawijaya V dari Majapahit. Kritik tersebut diwujudkan melalui pementasan Reyog yang sarat dengan simbolisme perlawanan terhadap tirani kekuasaan. Lewat tari dan musik yang menghentak, Reyog menjadi media penyampaian pesan dari rakyat kepada penguasa.

Tokoh yang Menyertai

Dalam setiap pertunjukan Reyog Ponorogo, ada beberapa tokoh utama yang menyertai, antara lain:

  1. Barong (Singa Barong) – Tokoh ini merupakan ikon utama dalam Reyog, dengan kepala singa besar yang dihiasi bulu merak. Pemainnya harus memiliki kekuatan luar biasa karena berat topeng singa barong bisa mencapai 50 kilogram.
  2. Jathilan – Para penari yang menunggangi kuda kepang dan memerankan prajurit gagah.
  3. Warok – Tokoh sakti yang menguasai ilmu kebatinan dan merupakan pemimpin spiritual dalam pertunjukan Reyog.
  4. Bujang Ganong – Sosok pemuda energik dan jenaka yang menjadi daya tarik tersendiri dalam pementasan.

Peralatan yang Digunakan

Pertunjukan Reyog Ponorogo tak hanya mengandalkan kemampuan tari, namun juga dilengkapi dengan berbagai alat musik tradisional. Beberapa peralatan yang digunakan antara lain:

  • Kendang – Alat musik tabuh yang menjadi pengatur ritme dalam pertunjukan.
  • Gong dan Kenong – Instrumen gamelan yang menciptakan nuansa magis.
  • Angklung – Instrumen bambu yang memberikan kesan ritmis dan menyatu dengan gerakan tarian.

Selain alat musik, ada juga peralatan khas lainnya seperti kuda lumping, dan tentu saja topeng Singa Barong, yang menjadi simbol utama kesenian ini.

Tarian dalam Reyog

Tari Reyog Ponorogo merupakan paduan gerakan enerjik, penuh kekuatan, dan kadang mistis. Tarian ini menggabungkan unsur pertunjukan perang dengan gerakan yang melambangkan keberanian dan kepemimpinan. Gerakan para penari, terutama saat Singa Barong tampil, memancarkan aura kekuatan dan keagungan.

Pengakuan Dunia

Reyog Ponorogo tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga mendapat perhatian dari dunia internasional. Kesenian ini sering dipentaskan di festival budaya internasional dan berhasil memukau penonton dari berbagai negara. Pada tahun 2018, Reyog Ponorogo masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, yang menegaskan pentingnya kesenian ini dalam memperkaya khazanah budaya dunia.

Perkembangan Hingga Sekarang

Seiring dengan perkembangan zaman, Reyog Ponorogo mengalami berbagai adaptasi, namun tetap mempertahankan esensi tradisionalnya. Pemerintah Kabupaten Ponorogo secara aktif melestarikan kesenian ini melalui ajang Festival Reyog Nasional yang digelar setiap tahun. Selain itu, Reyog juga menjadi salah satu media promosi pariwisata Ponorogo, dengan semakin banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang untuk menyaksikan pertunjukan ini secara langsung.

Di era digital, Reyog juga merambah platform media sosial dan YouTube, sehingga penikmat seni dari seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah. Kini, banyak komunitas Reyog di berbagai daerah di Indonesia bahkan hingga luar negeri yang turut berkontribusi dalam pelestarian kesenian ini.

Penutup

Reyog Ponorogo bukan sekadar pertunjukan seni biasa. Ia adalah lambang perjuangan, kekuatan, dan kebanggaan masyarakat Ponorogo yang terus hidup dari generasi ke generasi. Di tengah derasnya arus modernisasi, kesenian ini tetap eksis dan berkembang, menegaskan identitas budaya Indonesia di mata dunia.

Dari tarian penuh daya hingga pengakuan internasional, Reyog Ponorogo membuktikan bahwa seni tradisional memiliki tempat khusus di hati masyarakat dunia.

Related Post