Madiun, gradasigo — Dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing produk, UMKM Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta mengadakan kunjungan study tiru ke Madiun. Rombongan yang dipimpin oleh Ketua UMKM Kulonprogo, Muhammad Musoqidin, mengunjungi beberapa sentra bisnis unggulan di Madiun, yakni Bluder Moju, Brem Suling Mandiri, Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (PerdagkopUM) Kabupaten Madiun, serta Samudra Swalayan.
Kunjungan ini dimulai di Bluder Moju, sebuah usaha kuliner yang telah menjadi ikon Kota Madiun. Rombongan disambut hangat oleh Ririn Handriyani, pemilik Bluder Moju, yang dengan antusias menceritakan sejarah dan perkembangan usahanya. "Bluder Moju berawal dari resep keluarga yang kemudian dikembangkan menjadi produk unggulan yang dikenal luas," ungkap Ririn. Para peserta study tiru belajar mengenai proses produksi, strategi pemasaran, serta inovasi produk yang diterapkan di Bluder Moju, yang dinilai sukses menarik perhatian pasar lokal maupun luar kota.
Selanjutnya, rombongan melanjutkan kunjungan ke Brem Suling Mandiri, sebuah usaha yang memproduksi brem, minuman tradisional khas Madiun. Pemilik usaha, Supiati, berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapinya dalam menjaga kualitas produk dan inovasi rasa yang sesuai dengan selera pasar modern. "Kami berusaha untuk tetap mempertahankan cita rasa asli brem sekaligus memperkenalkan produk ini ke pasar yang lebih luas," jelas Supiati. Kunjungan ini memberikan wawasan baru bagi UMKM Kulonprogo tentang bagaimana mempertahankan kearifan lokal sambil tetap mengikuti perkembangan zaman.
Setelah itu, rombongan mengunjungi Kantor Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (PerdagkopUM) Kabupaten Madiun, di mana mereka disambut oleh Agus Suyudi, Sekretaris Dinas, dan Dyah Kuswardani, Kabid Pemberdayaan Usaha Mikro. Dalam pertemuan ini, dibahas berbagai program pemberdayaan yang dilakukan Dinas PerdagkopUM Madiun untuk mendukung perkembangan UMKM di daerah tersebut. Agus Suyudi menjelaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan. "Pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator yang mendorong inovasi dan kemandirian UMKM," ujarnya.
Kunjungan ditutup dengan tour ke Samudra Swalayan, salah satu swalayan besar di Madiun yang telah menjadi mitra bagi banyak UMKM lokal. Gatot, Manajer Samudra Swalayan, memaparkan strategi swalayan dalam mendukung produk lokal agar lebih dikenal konsumen. "Kami selalu membuka pintu bagi produk UMKM lokal yang memiliki kualitas baik dan bisa memenuhi standar pasar," kata Gatot. Para peserta study tiru belajar mengenai proses kurasi produk, penataan display, hingga teknik pemasaran yang diterapkan di swalayan tersebut.
Muhammad Musoqidin, Ketua UMKM Kulonprogo, menyatakan bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat bagi para pelaku UMKM di Kulonprogo. "Kami mendapatkan banyak pelajaran berharga dari Madiun, mulai dari inovasi produk, strategi pemasaran, hingga pentingnya sinergi antara UMKM dengan berbagai pihak. Harapannya, ilmu yang didapat dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing produk UMKM Kulonprogo," ujarnya menutup kunjungan.
Kegiatan study tiru ini diharapkan dapat menjadi awal dari kerjasama yang lebih erat antara UMKM Kulonprogo dan Madiun, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih kuat dan berkelanjutan.