Malang, gradasigo - Bahasa adalah jendela kebudayaan suatu daerah. Salah satu bahasa yang memiliki keunikan tersendiri adalah bahasa Walikan yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Bahasa ini terkenal karena memiliki kosakata yang dibolak-balik dari bahasa Jawa atau Indonesia, dan dikaitkan dengan sejarah perjuangan di wilayah tersebut, terutama oleh tokoh pejuang Suyudi Raharno selama Clash II Perang Kemerdekaan sekitar akhir Maret 1949. Dalam konteks sejarahnya, penggunaan bahasa Walikan menjadi simbol identitas dan perjuangan rakyat Malang.
Sejarah Bahasa Walikan
Bahasa Walikan muncul sebagai bentuk ekspresi identitas masyarakat Malang, terutama di kalangan pemuda. Pada masa perjuangan kemerdekaan, bahasa ini digunakan sebagai cara komunikasi yang tidak mudah dipahami oleh pihak penjajah. Suyudi Raharno dan pejuang lainnya memanfaatkan bahasa ini untuk menjaga kerahasiaan dalam menyampaikan informasi strategis. Meskipun awalnya terbentuk dari situasi yang menantang, bahasa Walikan sekarang menjadi bagian integral dari budaya lokal dan dikenal luas sebagai simbol kreativitas masyarakat Malang.
Contoh Kosakata Bahasa Walikan dan Penggunaannya
Berikut adalah beberapa contoh kosakata dalam bahasa Walikan, lengkap dengan penggunaannya dalam percakapan sehari-hari:
1. Adapes - sepeda
"Aku baru beli adapes anyar." (Saya baru beli sepeda baru.)
2. Adapes rotom - sepeda motor
"Kamu punya adapes rotom?" (Kamu punya sepeda motor?)
3. Libom - mobil
"Libomku mogok, harus bawa ke bengkel." (Mobil saya mogok, harus bawa ke bengkel.)
4. Anamid - di mana
"Anamid kamu mau pergi?" (Di mana kamu mau pergi?)
5. Aranjep - penjara
"Dia masuk aranjep karena mencuri." (Dia masuk penjara karena mencuri.)
6. Hamur - rumah
"Hamurku dekat pasar." (Rumah saya dekat pasar.)
7. Halokes - sekolah
"Aku mau pergi ke halokes." (Saya mau pergi ke sekolah.)
8. Hailuk - kuliah
"Kamu udah hailuk di mana?" (Kamu sudah kuliah di mana?)
9. Rasap - pasar
"Mari kita ke rasap." (Mari kita ke pasar.)
10. Silup/Silop - polisi
"Silup datang ke tempat kejadian." (Polisi datang ke tempat kejadian.)
11. Ngonceb - bencong (waria)
"Di daerah sini ada ngonceb yang ramah." (Di daerah sini ada waria yang ramah.)
12. Nolab - pelacur
"Dia dikenal sebagai nolab di kawasan itu." (Dia dikenal sebagai pelacur di kawasan itu.)
13. Ledom - model
"Dia ingin jadi ledom terkenal." (Dia ingin jadi model terkenal.)
14. Asaib - biasa
"Aku hanya mau yang asaib." (Saya hanya mau yang biasa.)
15. Nakam - makan
"Kita harus Nakam sebelum berangkat." (Kita harus makan sebelum berangkat.)
Penutup
Bahasa Walikan bukan hanya sekadar cara berkomunikasi, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya yang kaya dari kota Malang. Melalui pemahaman dan penggunaan bahasa ini, kita tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menghormati sejarah perjuangan masyarakat setempat. Keunikan bahasa Walikan memperkaya khazanah bahasa Indonesia dan menunjukkan kreativitas masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman. Mari kita lestarikan dan banggakan bahasa Walikan sebagai salah satu identitas budaya Malang yang tak ternilai!