Wisata

Kue Sikaporo: Manisnya Warisan Bugis yang Menyempurnakan Berbuka Puasa

Gambar kue Sikaporo kue khas Bugis, Foto : Generasihijau.com

Gambar kue Sikaporo kue khas Bugis, Foto : Generasihijau.com

Palu, gradasigo - Saat Ramadan tiba, meja makan di rumah-rumah Bugis Sulawesi Selatan tak lengkap rasanya tanpa kehadiran Sikaporo. Kue tradisional ini, dengan cita rasa manis legit dan tekstur lembutnya, menjadi primadona sebagai hidangan pembuka puasa (takjil).

Lebih dari sekadar pemanis lidah, Sikaporo menyimpan makna budaya dan tradisi yang menjadikannya bagian tak terpisahkan dari momen berbuka puasa yang istimewa.

Sikaporo: Warisan Manis dari Tanah Bugis

Sikaporo adalah kue tradisional khas Bugis yang terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras ketan, gula merah, santan, dan telur. Proses pembuatannya yang membutuhkan ketelatenan menghasilkan tekstur lembut dan cita rasa manis legit yang khas.

Nama "Sikaporo" sendiri konon berasal dari kata "Sikaporo-poro" yang berarti berdesakan, menggambarkan proses pembuatan kue ini yang membutuhkan pengadukan adonan secara terus-menerus hingga mengental dan berdesakan di dalam wajan.

Mengapa Sikaporo Begitu Istimewa di Bulan Ramadan?

Ada beberapa alasan mengapa Sikaporo menjadi pilihan favorit sebagai hidangan takjil di kalangan masyarakat Bugis:

  1. Rasa Manis yang Memulihkan Energi: Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, tubuh membutuhkan asupan energi yang cepat. Rasa manis dari gula merah dalam Sikaporo memberikan energi instan dan menyegarkan, membantu memulihkan kadar gula darah yang menurun selama berpuasa.
  2. Tekstur Lembut yang Menyenangkan: Tekstur Sikaporo yang lembut dan lumer di mulut sangat cocok untuk memulai berbuka puasa. Tidak terlalu berat dan mudah ditelan, sehingga nyaman di perut yang kosong.
  3. Tradisi dan Kenangan: Sikaporo telah menjadi bagian dari tradisi kuliner Ramadan di Bugis sejak lama. Banyak orang tumbuh besar dengan menikmati Sikaporo saat berbuka puasa, sehingga kehadirannya membangkitkan kenangan masa kecil dan kehangatan suasana Ramadan bersama keluarga.
  4. Simbol Kebersamaan: Menyajikan Sikaporo saat berbuka puasa menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan keluarga. Kue ini seringkali dibuat bersama-sama oleh anggota keluarga, mempererat tali silaturahmi dan menciptakan momen yang tak terlupakan.
  5. Mudah Ditemukan: Selama bulan Ramadan, Sikaporo mudah ditemukan di berbagai pasar tradisional, bazar takjil, dan toko kue di seluruh Sulawesi Selatan.

Menikmati Kelezatan Sikaporo di Bulan Ramadan

Menikmati Sikaporo saat berbuka puasa bukan hanya sekadar memanjakan lidah, tetapi juga merasakan kehangatan tradisi dan kebersamaan.

Kue ini menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur Ramadan seperti kesederhanaan, syukur, dan berbagi.

Anda dapat menikmati Sikaporo sebagai hidangan pembuka sebelum menyantap hidangan utama. Padukan dengan teh hangat atau kopi untuk pengalaman berbuka puasa yang lebih nikmat.

Sikaporo juga cocok dijadikan sebagai hidangan penutup setelah menyantap hidangan utama.

Selain dinikmati sendiri, Sikaporo juga sering dijadikan sebagai oleh-oleh atau hantaran untuk keluarga, teman, atau tetangga sebagai bentuk silaturahmi di bulan Ramadan.

Dengan cita rasa manis legit dan tekstur lembutnya, Sikaporo menjadi pilihan yang tepat untuk menyempurnakan momen berbuka puasa Anda.

Kue tradisional ini bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga cerminan budaya dan tradisi Bugis yang patut dilestarikan. Selamat menikmati Sikaporo dan selamat menjalankan ibadah puasa.

Bahan-bahan:

  • 5 butir telur
  • 150 gram gula pasir
  • 230 ml santan kental
  • 1/4 sendok teh vanili bubuk
  • 1/4 sendok teh garam
  • Pewarna kuning makanan secukupnya
  • Pasta pandan secukupnya

Cara membuat:

  1. Persiapan adonan:
    • Dalam wadah, campurkan telur dan gula pasir. Aduk hingga gula larut sempurna.
    • Tambahkan santan kental, vanili bubuk, dan garam. Aduk rata.
    • Saring adonan untuk mendapatkan tekstur yang halus.
    • Bagi adonan menjadi dua bagian. Satu bagian beri pewarna kuning, dan bagian lainnya beri pasta pandan, aduk rata.
  2. Proses pengukusan:
    • Olesi loyang dengan sedikit minyak. Taburi bagian bawah loyang dengan 1 sendok makan gula pasir. Panaskan sebentar di dalam kukusan hingga gula sedikit larut.
    • Tuang adonan berwarna hijau (pandan) ke dalam loyang. Kukus selama beberapa menit hingga setengah matang.
    • Kemudian tuang adonan yang berwarna kuning di atas adonan hijau yang sudah setengah matang. lalu lanjutkan mengukus hingga matang sempurna.
    • Angkat kue Sikaporo dari kukusan dan biarkan dingin sebelum dipotong dan disajikan.

Related Post