News

Hadapi Disrupsi Digital di Hari Kebebasan Pers, Wamen Nezar Patria: Media Nasional Harus Temukan Model Bisnis Baru

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, mendorong pelaku industri media dan kalangan pers Indonesia mencari model bisnis baru. Foto: Dok Kemkomdigi

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, mendorong pelaku industri media dan kalangan pers Indonesia mencari model bisnis baru. Foto: Dok Kemkomdigi

Jakarta, gradasigo – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyerukan kepada pelaku industri media dan kalangan pers nasional untuk segera mencari model bisnis baru yang adaptif di tengah arus disrupsi digital.

Tantangan utama datang dari dominasi platform digital dalam distribusi informasi serta pergeseran perilaku audiens yang kini lebih banyak mengonsumsi berita melalui media sosial.

Perhatian khusus pemerintah terhadap keberlanjutan media nasional ini disampaikan Nezar Patria dalam momentum peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia, yang jatuh setiap tanggal 3 Mei.

Ia menekankan pentingnya menemukan solusi agar pers bisa tetap menjalankan perannya sebagai pilar keempat demokrasi.

“Jadi, bagaimana mencari model bisnis baru buat pers saat ini supaya bisa tumbuh kuat, sehat, dan bisa menjalankan tugasnya sebagai pilar keempat demokrasi,” ujar Nezar Patria dalam Seminar "Media Sustainability: Strengthening Democracy and Public Trust" di Jakarta Pusat, Sabtu (3/5/2025).

Menurut Nezar Patria, ada beragam peluang model bisnis baru yang bisa dieksplorasi oleh media nasional. Salah satunya adalah melalui kolaborasi konkret antar-media maupun dengan pihak lain untuk membendung maraknya misinformasi, disinformasi, dan hoaks yang kian merajalela di platform media sosial.

Selain platform digital, ia juga menyoroti perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat menjadi disrupsi sekaligus potensi bagi industri media.

Di tengah gempuran teknologi dan tantangan ekonomi, Nezar Patria menegaskan komitmen pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang lebih seimbang. 

Pemerintah, lanjutnya, telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.

“Pemerintah mencoba menyeimbangkan hubungan antara media yang mengusung jurnalisme berkualitas dengan platform. Itu sebabnya kita berharap ini bisa dijalankan, setidaknya bisa membuat media bertahan di tengah gempuran teknologi ini,” jelasnya.

Wamen Nezar juga menyampaikan empati pemerintah terkait gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda beberapa entitas di bisnis industri pers. Ia berharap permasalahan tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Menutup pernyataannya, Nezar Patria kembali menekankan pentingnya eksperimen dan keberanian untuk mencoba model bisnis baru. "Model yang paling tepat harus di-exercise, harus dicoba," tuturnya.

Ada dua opsi besar yang perlu dipertimbangkan, imbuhnya, "Pilihannya, apakah mau agar mandiri keluar dari proses platform ini ataukah bersama platform berkolaborasi untuk menumbuhkan satu hubungan bisnis yang lebih sehat dan sustainable ke depan."

Adaptasi model bisnis yang tepat ini menjadi kunci bagi media nasional untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga terus menghasilkan jurnalisme berkualitas di era digital.

Related Post