News

Harga Cabai Rawit Merah di Palembang Meroket Usai Lebaran, Tembus Rp 90.000 per Kilogram

Ilustrasi cabai rawit merah. Foto:  dok. Getty Images/iStockphoto/Jamaludin Yusup

Ilustrasi cabai rawit merah. Foto: dok. Getty Images/iStockphoto/Jamaludin Yusup

Palembang, gradasigo — Kendati perayaan Idul Fitri telah usai, harga cabai rawit merah di berbagai pasar tradisional di Kota Palembang, Sumatera Selatan, terpantau masih bertahan di level yang tinggi. Bahkan, berdasarkan pantauan terkini, harga komoditas pedas ini masih berkisar antara Rp 85.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.

Kondisi ini tentu saja menimbulkan keluhan dari masyarakat, terutama para pedagang makanan dan ibu rumah tangga yang sangat bergantung pada cabai sebagai salah satu bumbu utama masakan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan, Ruzuan Efendi, menjelaskan bahwa fluktuasi harga cabai di pasaran merupakan hal yang wajar, terutama setelah terjadi lonjakan permintaan selama periode Lebaran.

Namun, ia mengakui bahwa terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan harga cabai rawit merah belum kembali normal ke kisaran ideal Rp 40.000 per kilogram seperti sebelum hari raya.

"Ya, harga cabai rawit merah memang masih tinggi. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, yang utama adalah karena kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini, kemudian juga adanya dampak dari bencana alam banjir yang melanda beberapa wilayah," ujar Ruzuan saat dikonfirmasi pada Jumat (11/4/2025).

Menurut Ruzuan, faktor cuaca ekstrem seperti curah hujan yang tinggi dan banjir yang terjadi di beberapa sentra penghasil cabai telah mengakibatkan terganggunya proses panen dan distribusi komoditas tersebut ke pasar-pasar di Palembang.

Akibatnya, pasokan cabai menjadi terbatas, sementara permintaan dari konsumen masih cukup tinggi, sehingga hukum pasar pun berlaku dan mendorong harga cabai terus melambung hingga saat ini.

Lebih lanjut, Ruzuan menyebutkan bahwa untuk harga bahan pangan pokok lainnya di Kota Palembang, secara umum masih terpantau stabil dan tidak mengalami lonjakan harga yang signifikan seperti yang terjadi pada cabai rawit merah.

Namun, ia mengakui bahwa ada satu komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga, meskipun tidak separah cabai, yaitu bawang merah.

"Untuk harga bahan pangan lain masih dalam kondisi normal, tidak ada gejolak yang berarti. Selain cabai rawit merah, memang ada kenaikan harga pada bawang merah, tetapi kenaikannya tidak terlalu signifikan. Saat ini, bawang merah dijual dengan harga kisaran Rp 60.000 hingga Rp 62.000 per kilogram," katanya.

Untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi harga bahan pangan di pasar-pasar tradisional di Kota Palembang saat ini, berikut adalah rincian daftar harga beberapa komoditas berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan per tanggal 11 April 2025:

  1. Beras Premium: Rp 14.250 per kilogram
  2. Beras Medium: Rp 12.500 per kilogram
  3. Kedelai: Rp 8.700 per kilogram (di tingkat perajin tempe)
  4. Bawang Merah: Rp 60.000 - Rp 62.000 per kilogram
  5. Bawang Putih: Rp 48.000 per kilogram
  6. Cabai Merah Keriting: Rp 55.000 - Rp 60.000 per kilogram
  7. Cabai Rawit Merah: Rp 85.000 - Rp 90.000 per kilogram
  8. Daging Sapi: Rp 140.000 per kilogram
  9. Daging Ayam: Rp 30.000 - Rp 31.000 per kilogram
  10. Telur Ayam: Rp 25.000 - Rp 26.000 per kilogram
  11. Gula Pasir: Rp 18.000 per kilogram
  12. Minyak Goreng Kemasan: Rp 20.000 per liter
  13. Tepung Terigu Curah: Rp 9.500 - Rp 10.000 per kilogram
  14. Minyak Goreng Curah: Rp 16.000 per liter
  15. Ikan Kembung: Rp 35.000 per kilogram
  16. Ikan Tongkol: Rp 28.000 per kilogram
  17. Ikan Bandeng: Rp 30.000 per kilogram
  18. Garam Halus: Rp 11.000 - Rp 12.000 per kilogram
  19. Tepung Terigu Kemasan: Rp 12.500 per kilogram
  20. Minyakita: Rp 17.000 per liter

Kondisi cuaca ekstrem dan bencana alam seperti banjir memang seringkali menjadi faktor utama yang menyebabkan fluktuasi harga pada komoditas pertanian, termasuk cabai.

Curah hujan yang tinggi dapat merusak tanaman cabai, menghambat proses panen, bahkan menyebabkan gagal panen. Sementara itu, banjir dapat mengganggu jalur distribusi, sehingga pasokan ke pasar menjadi terhambat dan harga pun meningkat.

Kenaikan harga cabai rawit merah yang signifikan ini tentu memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat Palembang. Cabai merupakan salah satu bumbu dapur yang sangat penting dalam masakan Indonesia, sehingga kenaikan harganya akan dirasakan langsung oleh konsumen.

Para pedagang makanan juga harus memutar otak untuk menyesuaikan harga jual makanan mereka agar tidak merugi, namun tetap terjangkau bagi pelanggan.

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan melalui DKPP tentunya memiliki tanggung jawab untuk berupaya menstabilkan harga bahan pangan, terutama komoditas yang mengalami kenaikan signifikan seperti cabai rawit merah.

Beberapa langkah yang biasanya dilakukan antara lain melakukan pemantauan harga secara berkala di pasar-pasar, berkoordinasi dengan para petani dan distributor untuk memastikan kelancaran pasokan, serta mungkin melakukan intervensi pasar jika diperlukan.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pola konsumsi yang bijak dan pemanfaatan bahan pangan alternatif juga dapat menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas tertentu.

Diversifikasi tanaman pangan di tingkat petani juga perlu didorong agar tidak terlalu bergantung pada satu jenis tanaman yang rentan terhadap perubahan cuaca.

Masyarakat Palembang tentu berharap agar harga cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya dapat segera kembali stabil dan terjangkau.

Kondisi harga yang stabil akan memberikan kepastian bagi konsumen dan juga membantu para pedagang dalam menjalankan usahanya.

Pemerintah daerah diharapkan dapat terus berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan fluktuasi harga pangan ini, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka dengan harga yang wajar.

Related Post