Jakarta, gradasigo – Para penggemar produk Apple di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, mungkin harus bersiap merogoh kocek lebih dalam lagi. Prediksi terbaru menyebutkan bahwa harga iPhone generasi mendatang, terutama untuk model kelas atas, berpotensi melonjak hingga mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 38 juta per unit.
Kenaikan harga yang signifikan ini diyakini kuat dipengaruhi oleh kebijakan tarif impor baru yang baru-baru ini diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kebijakan yang diumumkan pada tanggal 3 April 2025 tersebut menetapkan tarif dasar sebesar 10 persen untuk seluruh barang impor yang masuk ke Amerika Serikat.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya indikasi tarif tambahan yang lebih tinggi akan diberlakukan bagi negara-negara mitra dagang utama AS, seperti Republik Rakyat China dan Uni Eropa.
Langkah ini sontak menimbulkan reaksi keras dan kekhawatiran dari berbagai pihak di seluruh dunia, mengingat potensi dampaknya yang luas terhadap perekonomian global.
Kabar mengenai potensi kenaikan harga iPhone ini pertama kali mencuat melalui unggahan di platform TikTok dengan akun @mongkey.com.
Dalam salah satu postingannya yang berjudul "Harga iPhone Bisa Tembus 38 Juta Per Unit di Seluruh Pasar Global, Dampak Trump," akun tersebut mengulas secara singkat mengenai dampak kebijakan tarif impor baru AS terhadap harga produk-produk teknologi, khususnya iPhone.
Unggahan ini dengan cepat menyebar dan menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet, terutama para pecinta gadget.
Tidak hanya berpotensi mengerek harga iPhone, kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Trump ini juga memicu respons yang beragam dari berbagai negara dan organisasi internasional.
China, sebagai salah satu mitra dagang utama Amerika Serikat, dikabarkan telah berjanji untuk membalas kebijakan ini dengan menaikkan tarif impor sebesar 54 persen terhadap barang-barang yang berasal dari Amerika Serikat.
Langkah ini tentu saja semakin memperburuk tensi hubungan dagang antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Dampak dari kebijakan ini juga diprediksi akan merambah ke pasar saham global. Para analis memperkirakan bahwa kebijakan tarif impor ini akan memicu penurunan tajam di berbagai bursa saham dunia, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang global yang berkepanjangan.
Ketidakpastian ekonomi yang semakin besar ini tentu saja akan memberikan tekanan pada para investor dan pelaku pasar di seluruh dunia.
Sektor industri lain pun tidak luput dari dampak kebijakan ini. Perusahaan-perusahaan otomotif raksasa seperti Stellantis dan General Motors dilaporkan harus melakukan penyesuaian operasional mereka sebagai respons terhadap potensi kenaikan biaya impor komponen dan material.
Langkah ini bisa berujung pada kenaikan harga jual mobil atau bahkan pengurangan produksi.
Reaksi keras juga datang dari negara-negara lain. Kanada, yang merupakan salah satu mitra dagang utama AS di kawasan Amerika Utara, bersama dengan China dan bahkan Uni Soviet (kemungkinan merujuk pada Rusia), dikabarkan tengah bersiap untuk melakukan tindakan balasan terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bahkan secara terbuka menyerukan penghentian investasi Eropa di Amerika Serikat sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap merugikan tersebut.
Di tengah tensi yang meningkat, beberapa negara memilih untuk mengambil sikap yang lebih hati-hati. Korea Selatan, Meksiko, dan India dilaporkan memilih untuk menahan diri dalam memberikan respons resmi, sambil menunggu kemungkinan adanya negosiasi atau perubahan kebijakan dari pihak Amerika Serikat.
Sikap ini menunjukkan adanya ketidakpastian dan kehati-hatian dalam menyikapi kebijakan ekonomi global yang baru ini.
Menurut proyeksi dari perusahaan analisis pasar, Rosenblatt Securities, kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat ini berpotensi memicu lonjakan harga yang signifikan pada iPhone kelas atas.
Mereka memperkirakan bahwa harga iPhone bisa mencapai 2.300 dolar AS, atau jika dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan kurs saat ini, setara dengan sekitar Rp 38 juta per unit.
Apple, sebagai produsen iPhone, kemungkinan besar akan membebankan biaya tambahan akibat kebijakan tarif baru ini kepada para konsumen.
Mengingat tingginya biaya produksi dan rantai pasokan global yang kompleks, Apple diperkirakan tidak akan mampu menyerap seluruh kenaikan biaya tersebut.
Akibatnya, para konsumen yang ingin memiliki iPhone terbaru, terutama model-model premium, harus bersiap untuk mengeluarkan uang yang jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif impor ini membawa dampak yang besar bagi berbagai sektor industri dan konsumen di seluruh dunia. Hal ini menjadikan kebijakan ini sebagai salah satu isu ekonomi global yang paling disorot dan diantisipasi perkembangannya.
Di sisi lain, fenomena kenaikan harga iPhone terbaru ini juga dapat dilihat sebagai salah satu indikator yang signifikan dalam memahami bagaimana kebijakan ekonomi global, terutama kebijakan perdagangan internasional, dapat memengaruhi perilaku pasar dan konsumen secara luas.
Harga sebuah produk konsumen populer seperti iPhone tidak hanya mencerminkan biaya produksi dan nilai merek, tetapi juga menjadi barometer dari dinamika hubungan dagang antar negara dan dampak kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah.
Harga iPhone 16 di Indonesia Saat Ini
Sebagai perbandingan dan gambaran bagi para konsumen di Indonesia, berikut adalah daftar harga resmi iPhone 16 terbaru yang berlaku saat ini, sebelum adanya potensi kenaikan harga akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat:
- iPhone 16e:
- 128 GB: Rp 12.499.000
- 256 GB: Rp 14.999.000
- 512 GB: Rp 18.999.000
- iPhone 16:
- 128 GB: Rp 14.999.000
- 256 GB: Rp 17.499.000
- 512 GB: Rp 21.999.000
- iPhone 16 Plus:
- 128 GB: Rp 16.999.000
- 256 GB: Rp 19.499.000
- 512 GB: Rp 23.999.000
- iPhone 16 Pro:
- 128 GB: Rp 18.499.000
- 256 GB: Rp 21.499.000
- 512 GB: Rp 25.999.000
- 1 TB: Rp 30.499.000
- iPhone 16 Pro Max:
- 256 GB: Rp 22.499.000
- 512 GB: Rp 27.999.000
- 1 TB: Rp 32.999.000
Perlu dicatat bahwa semua harga yang tercantum di atas sudah termasuk pajak dan merupakan harga resmi untuk pasar Indonesia saat ini.
Belum dapat dipastikan bagaimana kebijakan tarif impor baru dari Amerika Serikat akan memengaruhi harga-harga ini di masa mendatang.
Para konsumen dan pelaku pasar tentu akan terus memantau perkembangan situasi ekonomi global ini dengan seksama.