"Saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Pak Ara, yang selama ini sangat peduli dengan sepak bola Indonesia. Beliau juga merupakan Ketua Satgas Pemberantasan Mafia Sepak Bola Indonesia. Hari ini, beliau kembali berkenan hadir setelah saya meminta dukungan beliau sebagai Ketua SC," kata Erick Thohir.
"Tentu saya mengapresiasi seluruh klub yang telah mendukung program ini, serta para pemain. Semoga keunikan dari Piala Presiden tahun ini bisa menjadi suatu terobosan baru yang menarik, sehingga para pemirsa juga bisa merasakan kemenarikan dan semangat baru dalam turnamen ini," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa gelaran ini murni menggunakan dana dari sponsor atau swasta.
"Selama Piala Presiden, kita tidak pernah menggunakan uang negara. Tidak ada APBN dan tidak ada BUMN. Kita tidak pernah mendapat sponsor dari BUMN, APBN, dan BUMN," ujar Maruarar.
"Hal ini kita lakukan demi industri olahraga ini maju, bukan dengan unsur-unsur dari pembiayaan dari pemerintah. Sponsornya sudah ada, minimal lima yang sudah confirm, dan sponsornya itu sudah mendapat Rp50 miliar. Kita buat nanti ada pemain terbaik dan sebagainya, termasuk suporter terbaik," ucap Maruarar.
"Yang ketiga, tradisi yang ada selama ini adalah bagaimana UMKM juga digalakkan, baik makanan maupun merchandise. Kemudian yang keempat, bagaimana fair play. Pak Erick Thohir, saya usulkan kalau diperlukan wasitnya wasit asing yang kredibel juga tidak apa-apa. Yang penting kita tidak mau dengar ada isu soal reputasi wasit dan pengaturan skor."
Maruarar menjelaskan bahwa juara Piala Presiden 2025 akan mendapatkan hadiah Rp5,5 miliar, naik Rp250 juta dari nominal tahun lalu yang diraih Arema FC. Sementara, runner-up memperoleh Rp3 miliar.
"Sponsor kita dapat karena percaya kepada Pak Erick Thohir dan Pak Presiden Prabowo Subianto. Jadi ini kelebihan, kepercayaan. Kita beruntung mempunyai Ketua PSSI yang prestasinya tinggi dan melahirkan kepercayaan," tukasnya. Dilansir dari laman Pssi.org