Madiun, gradasigo - Lebaran sudah usai, namun bukan berarti geliat pasar properti langsung menggeliat. Justru sebaliknya—minat masyarakat untuk membeli rumah diprediksi masih lesu pasca Idulfitri 2025.
Tren ini menjadi sorotan serius dari berbagai pengamat properti yang mencermati penurunan signifikan dalam aktivitas transaksi perumahan.
Menurut laporan dari Kumparan Bisnis, para pelaku pasar properti menyebutkan bahwa pasca-Lebaran biasanya menjadi momen “recovery” untuk sektor properti. Namun, tahun ini kondisinya berbeda.
Banyak masyarakat memilih menunda pembelian rumah karena keterbatasan daya beli yang masih membayangi.
“Kondisi ekonomi secara umum sedang dalam fase pemulihan yang berat. Inflasi, biaya hidup tinggi, dan ketidakpastian ekonomi menyebabkan masyarakat lebih berhati-hati mengatur pengeluaran,” ujar Ferry Salanto, Senior Associate Director dari Colliers Indonesia, dikutip dari kumparan.com.
Tidak hanya itu, banyak keluarga yang menghabiskan dana untuk kebutuhan konsumtif menjelang dan saat Lebaran, termasuk mudik, belanja pakaian baru, hingga liburan keluarga. Hal ini membuat alokasi dana untuk DP rumah atau cicilan KPR menjadi tertunda.
Perbankan pun mulai hati-hati menyalurkan KPR. Beberapa bank diketahui sedang memperketat persyaratan pemberian kredit kepemilikan rumah karena potensi risiko kredit macet yang lebih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi pasca-Lebaran.
Namun, ada juga pihak yang optimistis bahwa tren ini hanya bersifat sementara. Menurut analis dari Indonesia Property Watch, kuartal kedua tahun ini bisa menjadi titik balik apabila stabilitas ekonomi nasional mulai pulih dan suku bunga KPR bisa diturunkan secara bertahap.
“Kuncinya adalah kestabilan inflasi dan penurunan suku bunga. Jika itu tercapai, pasar properti bisa kembali bergairah di paruh kedua tahun 2025,” ungkap Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch.
Apa Dampaknya?
- Developer wait-and-see: Banyak pengembang menahan peluncuran proyek baru.
- Diskon gencar: Beberapa developer mulai menawarkan cicilan ringan, promo DP 0%, hingga hadiah langsung.
- Buyer delay: Konsumen memilih menunda pembelian hingga kondisi ekonomi lebih aman.
Closing Thought
Pasar properti pasca-Lebaran ibarat lampu kuning—tidak berhenti, tapi juga belum melaju kencang. Masyarakat menunggu waktu yang tepat, sementara para pengembang berjuang menjaga napas bisnis tetap hidup.
Di tengah ketidakpastian ini, siapa yang bisa membaca tren dengan jeli, dia yang akan menang.