Edukasi

Ketika Semangka Menjadi Kanvas Seni: Kisah di Balik Pisau Ukir Siswa JCS

carving.Foto: doc Artificial Intelligence (AI)

carving.Foto: doc Artificial Intelligence (AI)

YOGYAKARTA, Gradasigo – Di tangan para siswa Jogja Culinary School (JCS), semangka bukan lagi sekadar buah pelepas dahaga. Buah bulat berwarna hijau ini berubah menjadi kanvas seni, tempat di mana imajinasi dan ketangkasan tangan bersatu. Seni ukir semangka atau watermelon carving menjadi salah satu mata pelajaran favorit yang menantang kreativitas dan kesabaran para calon profesional kuliner di sekolah ini.

Lebih dari Sekadar Hobi, Sebuah Keahlian Profesional

Seni ukir buah dan sayur merupakan salah satu keahlian penting dalam dunia kuliner, terutama untuk presentasi hidangan di acara-acara besar seperti perjamuan, pernikahan, atau festival. Di JCS, para siswa dilatih untuk menguasai teknik ini secara mendalam. "Ukir semangka bukan hanya tentang hiasan, tapi juga tentang presisi dan pemahaman tekstur bahan," ujar Chef Roni, salah satu instruktur JCS. "Semangka punya tantangan unik karena teksturnya yang lunak dan mudah rusak. Jadi, butuh teknik khusus dan ketenangan."

Setiap siswa memulai latihan dari dasar, mulai dari cara memegang pisau yang benar hingga mengukir motif-motif sederhana seperti bunga atau daun. Seiring waktu, mereka beralih ke motif yang lebih kompleks, seperti ukiran tiga dimensi, wajah, atau bahkan logo perusahaan sesuai permintaan klien. "Awalnya sulit, pisau sering selip. Tapi setelah terbiasa, rasanya seperti melukis di atas buah. Puas sekali melihat semangka yang tadinya polos bisa jadi ukiran yang indah," cerita Agung, seorang siswa JCS, sambil menunjukkan karyanya. .

Mengukir Identitas Budaya dalam Setiap Karya

Salah satu keunikan yang ditekankan di JCS adalah penggabungan seni carving dengan unsur-unsur budaya lokal. Para siswa didorong untuk menciptakan karya yang terinspirasi dari kekayaan budaya Yogyakarta dan Indonesia, seperti motif batik, ornamen candi, atau flora dan fauna endemik. "Kami ingin lulusan JCS tidak hanya terampil secara teknis, tapi juga memiliki identitas budaya yang kuat," tambah Chef Roni. "Melalui ukiran semangka, mereka bisa mempromosikan keindahan seni dan budaya Indonesia ke kancah internasional."

Hasilnya, karya-karya siswa JCS sering kali memukau banyak pihak. Ukiran semangka yang mereka hasilkan bukan hanya sekadar hiasan, melainkan juga sebuah cerita tentang kreativitas, ketekunan, dan cinta terhadap warisan budaya. Melalui setiap irisan pisau, mereka mengukir masa depan cerah di dunia kuliner, membuktikan bahwa bahkan dari sebuah buah sederhana sekalipun, bisa tercipta sebuah mahakarya.

Related Post